Selasa, 21 Agustus 2012

cerpen ~The Little Girl and the World of Smoke

motivasi adalah sesuatu yang selalu dibutuhkan oleh setiap orang, agan butuh saya pernah membaca sebuah cerpen pendek dari sebuah situs yang bernama "kaskus" yang berjudul                            
                         " The Little Girl and the World of Smoke"

 bila anda bertanya "apa yang dapat memotivasi saya dari cerpen yg anda baca ini?" saya akan berkata "temukan sendiri dan selamat membaca :p " walau saya agak sedikit binggung dari cerita ini,



The Little Girl and the World of Smoke.


Seorang gadis kecil memeluk erat boneka beruangnya menyusuri jalan tanah merah yang sempit. Rumah-rumah susun di kanan dan kirinya menjulang tinggi menciptakan siluet gedung-gedung tinggi seperti yang ada di ibukota, padahal disini bukanlah kota melainkan slum—daerah kumuh di pinggiran kota.

Meskipun disebut rumah susun, tapi perumahan yang ada di slum ini mungkin lebih tepatnya disebut gubuk-gubuk yang ditumpuk terus hingga keatas karena keterbatasan lahan. Mereka yang mencari peruntungan di ibukota tidak peduli harus berdesakan di daerah kumuh tak terawat ini demi mengais sekeping uang. Gadis itu mendongak keatas melihat betapa tingginya gubuk-gubuk yang bisa mencapai 20 lantai itu. Karena tidak ada tangga maupun eskalator yang bisa dipasang, orang-orang terpaksa memanjat dinding gubuk itu untuk sampai ke rumah meski mereka juga harus menggendong karung barang hasil jerih payah mereka. Ajaibnya hampir tak ada yang jatuh dari keadaan yang tak masuk akal ini.

Jalanan tanah merah itu tak rata dan juga penuh sampah, gadis kecil itu harus selalu menunduk melihat jalan yang ia pijak supaya tidak tersandung atau terjatuh. Sampai akhirnya jalanan itu mulai tertutup seng dan potongan papan, gadis kecil itu tahu ia sudah sampai pada tujuannya, TPA—tempat pembuangan sampah akhir terbesar yang ada di kota itu.

Disana sudah banyak pemulung yang mengais-ngais sampah mencari apa yang bisa mereka jual, kebanyakan dari mereka tertutup asap pembakaran sampah sehingga yang terlihat hanya siluet pudar mereka dikejauhan. Betapa tabahnya para pemulung itu mengais sampah diantara asap yang mengepul, bau sampah yang menyengat dan lalat-lalat yang terbang mengganggu tapi mereka seakan sudah biasa dan tidak peduli lagi dengan keadaan yang mengenaskan itu. Gadis kecil itu berjongkok sambil melihat pemandangan TPA itu dikejauhan dalam diam, seakan menunggu sesuatu.

Tak lama kemudian seseorang turun dari gunung sampah itu, seorang kakek tua kurus kering menggendong karung yang besarnya dua kali lipat dari tubuhnya, berjalan dengan perlahan kemudian duduk bersandar di tumpukan besi tua untuk melepas lelah. Ia menghela nafas panjang kemudian melepas topi capingnya untuk mengipasi tubuhnya yang penat. Gadis kecil melihat kakek itu dengan penuh perhatian. Tak lama kemudian kakek itu mengeluarkan dari saku bajunya sebatang rokok lusuh yang kemudian ia bakar dan menghisapnya. Hisapannya begitu dalam, kemudian dihembuskannya kembali asap putih itu dari mulut dan hidungnya dengan penuh kepuasan. Mata gadis kecil itu begitu terpaku pada rokok itu.

Beberapa menit kemudian serombongan pemulung turun dan memanggil kakek itu untuk pulang, dibuangnya rokok yang sudah pendek itu dan kemudian sang kakek bangkit untuk menyusul teman-temannya. Setelah kakek itu menghilang dari pandangan, gadis kecil itu mendekati tempat kakek tadi duduk. Disana masih tergeletak puntung rokoknya, dan masih mengeluarkan asap.

Gadis kecil itu menyengir senang dan mengambil puntung rokok itu. Ia menengok kiri dan kanan, karena tidak ada yang lewat ia mengangguk sebentar, kemudian gadis kecil itu memasukkan puntung rokok itu ke mulut dan menghisapnya kuat-kuat persis seperti kakek tadi lakukan. Beberapa detik kemudian gadis kecil itu berlari sekuat tenaga. Mulut, hidung dan paru-parunya penuh dengan asap rokok, ia terbatuk-batuk sepanjang jalan, rokok dan juga boneka beruangnya sudah jatuh entah dimana. Mata dan hidungnya begitu perih, tangannya mencengkram dadanya yang sesak meminta oksigen, telinganya berdenging sakit tak bisa mendengar apa-apa. Gadis kecil itu berlari tanpa melihat arah karena ia menutup matanya yang perih dan berair. Ia tak mengira akan begini akibatnya hanya karena rasa penasarannya itu.

Tak lama kemudian ia terjatuh di tanah datar berumput, ia masih terbatuk-batuk mencoba mengeluarkan asap menyesakkan yang memenuhi rongga dadanya. Kemudian rasa sesak itu berkurang, rasa pahit memenuhi rongga mulutnya, nafasnya masih tersengal-sengal, gadis kecil itu tidur terlentang di tanah sambil menutup mata dengan kedua tangannya,

“Aku nggak mau merokok lagi…” Ucapnya pelan.

“Benarkah?”

“Eh?”

Gadis kecil itu memutar matanya, dibelakangnya ternyata ada seorang wanita muda sedang duduk lesehan di tanah berumput, sebelumnya ia tak terlihat karena tersembunyi di balik batangan kayu yang ditumpuk begitu saja disitu. Wanita itu menoleh dan tersenyum padanya, gadis kecil itu bangun untuk melihat wanita itu dengan jelas. Wajah bulat dengan bola mata berwarna biru cerah dan memakai kacamata yang menghiasi wajahnya dengan manis, rambutnya hitam panjang diikat ekor kuda. Ia juga memakai jubah putih yang sering dipakai oleh para dokter. Apakah ia seorang dokter juga? Tanya gadis kecil itu dalam hati.

Wanita itu mendekati si gadis kecil dan berjongkok didepannya, ia mendekatkan wajahnya kearah gadis kecil itu, reflek gadis kecil itu mundur beberapa senti. Tapi, wanita itu menahannya dengan memegang dagu gadis kecil itu dan mendekatkan wajahnya lagi.

“Luar biasa!” Kata wanita itu takjub “Bertemu dengan gadis kecil bermata unik sepertimu disini bagaikan takdir saja! Ha ha ha” Ia tertawa dengan senangnya, gadis kecil itu jadi merasa takut.

“Hei, benarkah? Benarkah kamu tidak ingin merokok lagi?”

Gadis kecil itu mengangguk ragu.

“Bagus sekali!” Kata wanita itu senang, dan bangkit berdiri sambil meregangkan seluruh badannya dengan lega. Kemudian ia menghirup nafas dalam-dalam.

“Kotor…” Katanya dengan wajah serius.

“Lihatlah negeri ini, sangat kotor… bukankah perlu dibersihkan… setuju?”

Wanita itu merentangkan kedua tangannya sambil menatap lurus melihat pemandangan di kejauhan. Gadis kecil itu mendekatinya untuk melihat apa yang dilihat wanita itu. Mereka ternyata ada di atas bukit kecil dimana mereka bisa melihat dengan jelas seluruh TPA yang luas itu, sampah yang berbukit-bukit dengan pemulung tersebar di atasnya. Asap yang mengepul, membuat pemandangan TPA itu terlihat sangat menyedihkan.

“Disini memang kotor, kan tempat pembuangan sampah…” ucap gadis kecil itu polos.

“Ha ha… bukan, bukan itu,” Wanita itu menggelengkan kepalanya, “Yang kumaksud disana itu…” Ia menunjuk tempat yang lebih jauh lagi, siluet yang merupakan simbol kemajuan, pemandangan ibukota.

Bahkan dari kejauhan pun terlihat begitu luas dan megahnya ibukota itu, berhias gedung-gedung tinggi pencakar langit, hutan beton berwarna silver simbol kemakmuran dan kemajuan suatu negeri. Namun pemandangan yang megah itu tak seindah yang dibayangkan, warna kelabu membayangi kota itu dengan asap beracun. Begitu pekatnya sehingga dari jarak sejauh ini kota besar itu terlihat seakan dibungkus kubah transparan berwarna abu-abu, sayangnya tidak ada yang peduli soal itu dan masalahnya bukan hanya itu saja.

“Hei, bagaimana jika asap-asap beracun ini menghilang dari dunia ini, bukankah itu bagus?”

Gadis kecil itu menatap wanita itu dengan heran dengan matanya yang bulat dan polos, wanita itu pun menoleh padanya dan tersenyum penuh arti.

“Ah, bukan hanya asap beracun ini saja, kesombongan, kemunafikan, ignorance! Juga perlu dibersihkan di dunia ini!!” Teriaknya dengan penuh nafsu, matanya nanar menatap langit, tangannya mengepal seakan ingin menghancurkan sesuatu.

Badan gadis kecil itu gemetaran mendengar pernyataan wanita yang ada di depannya itu, ia tak mengerti apa sebenarnya yang di maksud dari semua perkataannya, yang gadis kecil itu rasakan hanya rasa kemarahan, kebencian, kesenangan juga kesedihan bercampur jadi satu dari setiap kata-kata yang di keluarkannya. Wanita itu menunduk dan memeluk lengannya sendiri dan badannya bergetar hebat, gadis kecil itu ingin menyentuhnya tapi tiba-tiba dengan cepat wanita itu mencengkram kedua bahu gadis kecil itu dengan erat. Gadis itu begitu ketakutan karena dilihatnya mata wanita itu melotot tak fokus dan bola matanya seperti berubah warna dan tampak seperti segaris tipis.

“AKU! AKU! AKU AKAN MENGHANCURKAN SUMBER SEMUA KESEDIHAN INI AKU BERSUMPAH! DAN KAU HARUS MENOLONGKU!”

Gadis kecil itu bercucuran air mata karena saking takutnya, ia pun tak bisa bersuara, bibirnya bergetar, ia ingin segera pulang saja dan menjauh dari wanita menakutkan itu.

“Sakit… tolong lepaskan aku…” Isak gadis kecil itu memohon, wanita itu tidak melepaskan cengkramannya, ia terus menunduk dengan nafas tersengal-sengal dan mulutnya berkomat-kamit tidak jelas.

“Hey! Get off her!”

Tiba-tiba dibelakang mereka muncul seorang pemuda asing, mereka berdua terkejut dan wanita itu menoleh dan melepaskan cengkramannya, gadis kecil itu terjatuh. Gadis kecil itu tidak bisa melihat dengan jelas sosok pemuda itu karena buram disebabkan air mata yang menggenangi matanya ditambah asap pembakaran yang membumbung sampai ke bukit itu, tapi yang akan selalu diingatnya, warna rambutnya yang berwarna cerah dan tak biasa.

“You… finally found me…”

Mereka berdua tampak bertengkar tapi gadis kecil itu tak dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan dengan jelas karena suara-suara berisik dari truk pengangkut sampah yang sedang sibuk dibawah sana.

“HA HA HA HA!”

Tiba-tiba wanita itu tertawa dengan suara keras membahana, akhirnya keadaan menjadi sunyi seperti semula.

“Finally! Semua pemeran telah lengkap!! Mari kita menuju dunia baru yang lebih baik!” Teriaknya sambil merentangkan kedua tangannya menghadap langit.

Hal terakhir yang diingat gadis kecil itu, tanah bergetar. Wanita itu masih tampak tak bergeming dari posisinya tadi. Tanah yang ia pijak merekah, bagaikan adegan slow motion gadis kecil itu terjatuh dalam lubang besar dan pemuda asing itu berlari hendak menangkapnya. Kedua ujung jari mereka bersentuhan, kemudian semua menjadi gelap.

“NEW ERA HAS BEGUN!!”

 [source  : http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=16051355 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

peraturan yang harus di taati:
~ comment dilarang menggandung kalimat sara
~ comment tidak boleh berisikan link maupun sebagainya
~ dilarang memasang lapak di comment
~ dan tidak boleh spam

Translate page

see the other post